What should I do?
Cerita ini sudah lama saya tuliskan dan saya publish di Facebook pada tanggal 7 Oktober 2010 lalu.
Hari ini adalah hari teburuk dan tersial dalam hidup saya. Entah
mengapa sejak pagi hingga malam, ada saja yang mengesalkan.Tadi pagi saya salah lihat jadwal kuliah, alhasil saya datang terlalu cepat 1 jam dari jadwal kuliah saya.
Saya menunggu teman2 datang , lamaaaaa sekali. Sorenya sepulang saya nonton bertiga, dijalan saya jatuh dari motor. Untungnya saya dikawal oleh pacar saya, jadi pas jatuh saya bisa diantarkan pulang.
Kondisi saya memang baik2 saja, cuma sedikit luka gores dan memar2 dikulit yang membuat tubuh saya menjadi pegal2. Akan tetapi kondisi motor saya lecet dibagian body (tepat ditulisannya).
Lalu dengan hati takut dan dengan kaki terpincang2, saya diantar pulang dengan pacar saya yg mengawal dimotor belakang.
Awalnya saya memang naik motor dengan kecepatan tinggi karena saat itu saya sedikit kesal. Tapi saya mulai menyetir dengan pelan karena emosi saya sudah reda. Ada seorang bapak2 tiba2 melintas dengan motornya dihadapan saya, lalu saya pun me rem motor saya, tapi naasnya saat saya me rem ada jalan basah yang sudah menanti untuk dilewati, dan saat saya me rem ban saya selip, dan jatuhlah saya.
Saat saya pulang kerumah, mamah pun kaget melihat kondisi sweater saya yang belepotan akibat terseret aspal. Saya mulai menceritakan kepada mamah kenapa tadi sampai jatuh, dan respon mamah baik, merawat saya yang sedang luka.
Akan tetapi berbeda dengan respon yah saya, saat ayah keluar dari dalam rumah. Ayah malah langsung memaki2 saya didepan mamah saya dan pacar saya, sehingga air mata tak terbendung lagi. Air mata sudah tak sabar untuk segera menetes dengan derasnya bagaikan hujan.
Berbagai makian dilontarkan, membuat saya merasa bahwa saya adalah anak yang tidak beguna, dan selalu menyusahkan orang tua dan siapapun. Tetes demi tetes air mata pun turun yang disertai hidung yg mendadak flu. Lama sekali berhenti sehigga membuat kepala saya menjadi pusing. Pusing lapar, dehidrasi akibat menangis terus dan akibat membuang flu terus.
Saya cape terus dimarahi, sampai2 saya sempat berfikir untuk mengakhiri hidup saya. Karena saya dibilang tidak berguna dan selalu menyusahkan orang2. Tapi saya berfikir lagi, saya masih banyak dosa dan amal kebaikan sayapun kurang. Sayapun berfikir masih ada orang2 yang menyayangi saya, sehingga pikiran buruk saya pun lenyap.
Jujur saya sangat bingung menghadapi orang yg keras dan pemarah seperti itu, saya juga jadi kasihan dengan mamah saya yg jadi ikut kena maki.
Sampai saat ini air mata susah berhenti. Apa yang harus saya lakukan agar kembali ceria dan lepas dari kemarahan ortu saya????
Pusiiiiiiiiiing banget nih kepala. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Setresssss !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar