Richa's Fans

Selasa, 15 Mei 2012

Analisis Framing BBM (Bahan Bakar Minyak)


Seputar Indonesia, 06 Jan 2012
Subsidi melonjak hingga Rp100 Triliun
·        Headline
Realisasi belanja pemerintah pusat, khususnya pada subsidi pada 2011, meningkat Rp100 triliun dibandingkan capaian pada anggaran pendapatan belanja negara perubahan (APBN-P) tahun 2010 kenaikan tersebut terutama di sumbang oleh subsidi energi.
·        Analisis
Menteri keuangan agus martoardojo menyebutkan, total alokasi anggaran subsidi dalam APBN-P 2011 sebesar Rp237,2 triliun. Namun realisasinya mencapai Rp294,9 triliun atau 124,3% dari pagu anggaran. Pendorong lonjakan subsidi adalah realisasi subsidi energi yang mencapai Rp255,6 triliun atau 130,9% dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp195,3 triliun.
Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, realisasi subsidi mengalami lonjakan cukup signifikan. Kenaikan subsidi Rp100 triliun tegas menkeu saat konferensi pers kebijakan fiskal 2012 di gedung kementrian keuangan. Kontribusi terbesar atas  tingginya realisasi subsidi adalah subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang mencapai 56% dari total pagu yang dianggarkan.
·        Sebab        
Mantan Direktur Utama Bank mandiri mengatakan, yang menjadi penyebab tingginya realisasi subsidi BBM adalah kenaikan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP) akibat dorongan harga minyak dunia yang mencapai USD111,54 per barel, sedangkan di asumsi makro ABN-P 2011 hanya USD95 per barel.
·        Akibat
Ø    Besaran subsidi yang melonjak tidak sehat bagi postur keuangan negara.
Ø    Subsidi non energi hanya mendapat Rp39,3 triliun atau 93,7% dari pagu yang ditetapkan sebesar Rp41,9 triliun.
Ø    Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah pembatasan tingkat konsumsi energi nasional, tidak hanya untuk Transportasi tetapi juga untuk kebutuhan lisrtik oleh PLN. Sementara pada sektor transportasi, pengurangan konsumsi tidak serta merta berhasil hanya dengan melakukan pembatasan.  

Seputar Indonesia, 07 Jan 2012
Pembatasan BBM rawan penyimpangan
·        Headline
Jakarta-Kebijakan pembatasan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi rawan penyimpangan. Selisih harga yang tinggi antara BBM subsidi dengan nonsubsidi membuka celah terjadinya penyelewengan.
·        Analisis
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Ahmad Erani Yustika menuturkan, cara yang digunakan pemerintah untuk menekan konsumsi BBM bersubsidi dengan melarang mobil pribadi menggunakan premium dan solar sangat lemah. “selama yang dipakai cara seperti itu, penyimpangan pasti terjadi,” ujar Erni kepada harian Seputar Indonesia (SINDO).
Dia mencontohkan, jika hanya kendaraan umum yang diperbolehkan membeli BBM bersubsidi, akan lahir pasar gelap dari pihak yang tidak bertanggung jawab. Pengusaha atau sopir angkutan umum bisa berpikir untuk mengisi penuh tangki kendaraan miliknya dan menjual kembali dengan sedikat menaikkan harga. “rentan tidak bisa di kontrol”.

·        Sebab
Pemerintah berencana memberlakukan pembatasan konsumsi BBM bersubsidi secara bertahap. Berdasarkan dokumen kementrian keuangan, pelaksanaan pembatasan premiun di Jawa-Bali dilakukan mulai april 2012. Wilayah Sumatera akan dimulai pada Januari 2013. Wilayah Sulawesi menyusul pada Januari 2014, sedangkan Papua Maluku Juli 2014.  
Adapun pengaturan solar akan dimulai serentak di Jawa,Bali,Sumatera,dan kalimantan pada juli 2013 hingga desember 2014. Pembatasan penggunaan solar di wilayah Sulawesi dan Papua serta Maluku menyusul diberlakukan masing-masing pada Januari 2014 dan Juli 2014.   
Menkeu Agus Martoardojo memastikan proses persiapan untuk kebijakan pembatasan BBM dimulai. Persiapan awal dilakukan dengan menyusun draf payung hukum pemberlakuan bagi mobil berpelat hitam menggunakan BBM bersubsidi. Payung hukum tersebut akan berbentuk peraturan presiden (perpres) dan bisa dikeluarkan dalam waktu dekat, “tegasnya.
Menkeu menambahkan, dengan diberlakukannya kebijakan pembetasan, diharapkan konsumsi BBM bersubsidi tidak melampaui kuota APBN 2012 yang di patok 40 juta kilo liter.
·         Akibat
Ø    Kebocoran bisa terjadi di SPBU, petugas SPBU bisa saja mengisi BBM bersubsidi ke mobil pelat hitam jika pemilik kendaraan berani membayar dengan harga yang lebih tinggi daripada harga yang diterapkan.
Ø    Kemungkinan semakin banyaknya penjual premium eceran yang memanfaatkan lemahnya sistem pengawasan dan pengaturan.
Ø    Pengurangan subsidi akan tercapai
Ø    Jika hanya kendaraan umum yang diperbolahkan membeli BBM bersubsidi, akan lahir pasar gelap dari pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ø    Pembatasan BBM bersubsidi akan berdampak pada penjualan mobil, “menurut ketua GAKINDO (gabungan industri kendaraan bermotor indonesia) Sudirman Maman Rusdi.

Seputar Indonesia, 08 Jan 2012
Konsumsi Solar Juga Dibatasi
·        Deadline
Jakarta-Mobil pribadi yang selama ini menggunakan solar bersubsidi harus siap-siap beralih ke bahan bakar lain. Setelah premiun, pemerintah juga membatasi konsumsi solar bersubsidi.
·        Analisis
Berdasarkan dokumen kemenkeu, pelaksanaan pembatasan premium di Jawa-Bali dilakukan april 2012. Wilayah Sumatera akan dimulai pada Januari 2013. Di wilayah Kalimantan, pembatasan premium dilakukan mulai Juli 2013. Wilayah Sulawesi menyusul pada Januari 2014, sedangkan Papua dan Maluku Juli 2014.
Adapun pengaturan solar akan dimulai serentak di Jawa-Bali,sumatera,dan Kalimantan pada Juli 2013 hingga Desember 2014. Pembatasan penggunaan solar di wilayah Sulawesi dan Papua serta Maluku menyusul diberlakukan masing-masing pada Januari 2014 dan Juli 2014.
·        Sebab
Menteri keuangan Agus martoardojo menuturkan, pemerintah berkomitmen menekan penggunaan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi secara bertahap.


·        Akibat
Ø Mobil pribadi dilarang menggunakan solar bersubsidi mulai Juli 2013
Ø Pemilik kendaraan pribadi diberi alternatif untuk menggunakan BBM nonsubsidi atau bahan bakar gas (BBG) dalam bentuk compressed natural gas (CNG) dan Liquified gas for vehicle (LGV). Namun pemilik kendaraan pribadi harus menyiapkan dana yang cukup besar untuk menyediakan converter kit apabila ingin beralih ke BBG.
Ø Pengamat ekonomi dari universitas gajah mada (UGM) Anggito Abimanyu mengatakan, pembatasan konsumsi BBM bersubsidi bagi kendaraan roda empat pelat hitam mulai april 2012 akan mendorong pengalihan penggunaan premium ke pertamax. Dia memperkirakan terjadi penghematan penggunaan premium hingga 10 juta kiloliter.  












Kesimpulan
Dalam penulisannya, ketiga berita tersebut memakai pola deskriptif dan dikemas dengan gaya bahasa menarik yang diperuntukkan bagi seluruh masyarakat secara umum dan kalangan Intelektual serta cendikiawan secara khusus.
Dari ketiga berita tersebut dapat disimpulkan bahwa berita-berita yang di ambil dari harian seputar indonesia ini lebih condong memihak kepada pemerintah, hal ini dibuktikan bahwa dari ketiga berita tersebut hanya satu yang memaparkan ketidak setujunnya terhadap kebijakan pemerintah dalam membatasi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi karena di sinyalir akan terjadi penyelewengan dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dan selebihnya cenderung mendukung kebijakan pemerintah terkait pembatasan penggunaan BBM bersubsidi dengan dalih melakukan penghematan APBN demi stabilitas keuangan nasional.
Mungkin pemberitaan di koran ini sedikit banyaknya ada keterkaitan dengan MNC Group, mengingat Harry Tanoesoedibjo selain merupakan Direktur Utama dari MNC Group beliau juga memiliki teman sejawat dan kolega yang sekarang ini duduk di jajaran elit politik pemerintahan SBY-Boediono.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar