Richa's Fans

Rabu, 18 Maret 2015

Jobless jangan hopeless

Konbanwa, Minasan....!

Lama banget rasanya nggak ngepost sesuatu di blog tercinta ini ^^. Maklum ya lagi transisi ke kerjaan baru, jadi rada2 sibuk gitu deh..
Sibuk apa??? Ya sibuk menghapal  istilah2 di kerjaan baru, sibuk belajar cara dan prosedur, juga sibuk ngapalin nama2 semua karyawan. Nggak lucu kan kalo gue mau minta tolong sama teman 1 kerjaan tapi nggak tau siapa namanya.. masa iya gue panggil, mas mas mbak mbak neng neng bu bu, dll.
Daaaaaann ada lagi yg bikin sibuk apakah itu??? Yappp mikirin kesalahan2 yg terjadi saat belajar.
Yaa.. namanya juga manusia pasti tak luput dari kesalahan, ya gara2 lupa lah, gak ngerti lah, gak tau lah.. (ceileehh..)

...Flashback ke setengah abad yang lalu yah..

Nganggur hampir setengah tahun bikin gue stres. Why?? I got Jobless + hopeless.. Yanasib yanasib :'(
Duit kere, gak ada yang merhatiin gak ada yg ngejajanin, ga ada yg ngucapin. Hiksss

Selama nganggur gue makan tidur ngemil makan tidur ngemil makan tidur ngemil makan tidur ngemil makan tidur ngemil dan seterusnya.. Alhasil badan melar, muka kucel karna jarang mandi. Yaiyalah ngapain juga mandi, toh gak kemana2 dan gak ada yg ngapelin. Uhuk uhuk sedihnya :'(

Back to main topic...

Jobless dan hopeless nggak bikin gue diem gitu aja terima nasib jadi sarjana pengangguran. Malu sama orang tua, keluarga dan yg pasti malu sama diri sendiri. Masa orang tua gue yg gak s1 bisa kuliahin anaknya, terus anaknya gak jadi apa2. Tetep harus bisa balas budi orang tua dong.. Lagian boring juga keleus.. so.. berbagai cara gue lakukan buat mengangkat derajat gue dari keterpurukan ini.
Cari lowongan kerja dari jobstreet lah, jobsdb lah, tanya2 ke mbah google, minta info lowongan kerja sama orang lah, ngikutin ajakan temen ke jobfair lah.. pokoknya gue maju terus pantang mundur.
Dan hari demi hari gue gunain buat dateng ke undangan interview dan psikotes.

Dateng ke undangan tersebut nggak mudah lho, pasti ada yg harus di persiapkan. Apakah itu????
1. Pengetahuan akan perusahaan yg dilamar. Itu pasti, misalnya lo ngelamar di restaurant fast food MDC, masa lo ga tau bergerak di bidang apa, gimana sejarah nya.

2. Belajar tentang posisi  yg di lamar di job application kita. Yaiyalah secara kalo nggak tau jobdesknya gimana si interviewer mau nilai kemampuan kita. Ya harus tau secara umumnya, gak perlu detail, misalkan jadi receptionis ya memberikan pelayanan prima dengan penuh perhatian kepada tamu baik dalam memberikan informasi maupun kebutuhan si tamu.

3. Cari tahu alamat tempat psikotes dan interview masa iya telat interview gara2 nyasar sana sini gara2 gak tau jalan.
Tips dari gue pribadi sih ya dengan cara googling sana sini ( yg paling membantu sih ya google maps, googling rute kereta dan bus. Dari situlah petualangan gue dalam mengecer dimulai, dan akhirnya gue bisa mandiri kaya sekarang lagi) HOREEEE...!!!. Kalo bukan usaha sendiri lalu siapa lagi?? Secara gue kan jomblo, masa iya minta anterin sama gebetan2. Hahaha...

4. Persiapkan uang.
Buat apa???
Ya buat naik umum, buat ngeprint job application, cuci foto, copy ktp,  beli map, beli es, beli jajan, dan tetekbengek lain yg nggak bisa disebutkan satu persatu.

5. Persiapkan fisik.
Ini juga penting banget dan paling penting dari yang terpenting (tapi kok ditaro di point ke-5 ya?? Hehehe) Eh tapi serius loh poin ini penting banget, coz jangan sampai sakit di hari H interview, bisa rusak perjuangaan yg udah susah payah ditempuh, karna biasanya semua bertahap.
Dari mulai seleksi surat  lamaran kerja, interview, psikotest, dan kalau lolos ya ikut interview tahap akhir, malah ada juga yg kalo semua tahap itu lolos, ada tahap medical check up nya. Nah.. Kalo one step closer itu gagal karena sakit ya udah deh keluar pepatah karena nila setitik  bisa rusak susu.sebelanga. Hadeh..

Oke, next ke petualangan dalam mencari pekerjaan.
Kalo kata steve Job:
The only one to do great work is to love what you do. If you haven't found it yet, keep looking. Don't settle. As with all matter of the heart. You'll know when you found it.

Intinya kalo mau hasil kerja yg baik, bekerjalah dengan passion. Kalo nggak, ya udah deh tinggalin, terus cari lagi yang lain yg sesuai.

To be continue....

"  -_-" ngantuk berat nih udah jam 4 pagi. Bobo dulu yaaa... bye bye ^^ "

Rabu, 02 Juli 2014

LEPASKAN MEREKA YANG TAK BISA DIPERTAHANKAN

Tidak mudah menjaga apa yg telah kita miliki, meskipun terkadang kita mengingat kembali betapa sulit dan besarnya usaha yg kita lakukan untuk mendapatkan hal tersebut.
Dalam dunia ini tak ada yg tdk mungkin terjadi, karena pepatah bilang dunia itu berputar, kadang kita di atas kadang kita dibawah. Terkadang kita tidak merasa bahagia ketika kita tidak mendapat  kemudahaan, lantas kita terus merutuki nasib.

Hal tersebut tidak hanya terjadi dalam dunia karir, namun juga dalam hal percintaan. Pastinya hal tersebut membutuhkan waktu dan hati yg tenang untuk siap dalam posisisi tersebut.

Belum lama ini aku berpisah dengan kekasih ku sebut saja Rangga, yg belum lama sebelum itu terjadi aku telah kehilangan pekerjaanku. Pekerjaan yg telah susah payah kudapatkan, waktu yg telah kurelakan untuk menjalani tugas demi tugas di pekerjaan tersebut.

Delapan bulan lalu aku telah bekerja di sebuah perusahaan yg terbilang bagus. Bagus dengan kategori manajemennya.
Disana aku mendapatkan posisi yg bagus pula. Seiring berjalannya waktu, aku mulai tak bisa mengikuti irama pekerjaan yg telah ku geluti beberapa bulan itu.

Aku terus menerus merasa galau memikirkan tugas, kewajiban  serta tanggung jawab yg aku emban dari awal bekerja sampai seterusnya. Kegalauan itu muncul ketika sistem kerja shift pada perusahaan tempat aku bekerja membuat waktu tidur, waktu makan, dan waktu istirahatku menjadi kacau.

Ketika orang2 sedang tertidur pulas aku harus bekerja shift malam hingga pagi. Ketika jam makan orang-orang aku harus tetap bekerja, harus mencuri sedikit waktu untuk bisa makan dan itupun harus standby di ruangan yg berisi rekaman cctv yg harus selalu dipantau. Ketika orang-orang berlibur bersama keluarga, Atau pacarnya, aku harus rela untuk bekerja. Saat hari libur aku hanya bisa menonton kebahagian customer yg datang di tempatku bekerja. Melihat mereka mengobrol bersama, bercanda dan juga berkumpul. Tak sedikit pula pasangan yg kerap bermesraan yg membuatku sedikit merasa iri. "Ya Allah.. disaat mereka semua asik berlibur dan bersenang2, mengapa hamba tidak libur juga, malah menjadi hari yg sangat sibuk dan melelahkan". Begitu pikirku. Namun aku seakan mendapat energy apabila ada customer yg ramah dan tidak neko2. Kira2 begitulah hari-hariku.

Disana aku memiliki 5 orang atasan.
1 Iwan manager utama
2 Michael manager 1
3 Melda manager 2
4 Desta manager 2
5 Jono manager junior

Semakin lama tanggung jawabku semakin banyak. Tak hanya mengurus produk, tetapi orang dan bertanggung jawab atas seluruh kelancaran alat2 yg ada di tempatku bekerja. Tak hanya itu aku juga berteman dengan tumpukan modul bantex yg berisi macam2 sistem dan manajemen perusaahaan yg harus kupelajari dan ku hapalkan.

Saat libur terasa sangat indah dan bernafas lega, bebas dari beban dan tanggung jawab, namun langkah terasa berat kembali ketika esok akan kembali bekerja. Beban2 pelajaran dalam bantex yg harus hafal dan tanggung jawab dalam tempatku bekerja membuat otak ini terasa begitu terbebani. Tak bisa aku membagi waktu kerja dan belajar. Mungkin bila aku bekerja tanpa beban belajar aku akan kuat, begitupun sebaliknya.

Melirik gaji yang tak sesuai padahal jabatan ku lumayan tinggi. Berat sekali rasanya untuk terus rela bekerja bak seorang guru (pahlawan tanpa tanda jasa). Disana aku dituntut untuk terus berkembang. Atasanku terutama Bapak Michael & Jono kerap kali mencaci saat aku melakukan kesalahan. Padahal kesalahan itu tidak sengaja dan juga tidak fatal. Masih bisa diselesaikan jadi tak seharusnya ada cacimaki. Padahal pada  modul yg kita pelajari, kita diajarkan untuk mengingatkan atau menegur baik2 tanpa menjudge orang dengan kata "tolol, bodoh, lemot, payah, dsb". Tapi mengapa tingginya jabatan tak mengenal etika. Dengan mudahnya kata2 itu kerap terdengar saat terjadi kesalahan.

Ada pula manager  (Jono) yg kerap kali menjatuhkanku didepan manager  lain dengan berkata "kamu udah berapa lama sih kerja disini? Gitu aja ga apal2 salah terus. Kerja yg bener dong jgn cuma mau digaji doang!". Ditambah muncul teman baru diposisi yg baru saja naik 1 level dari posisiku. Sebut saja Munaroh Apalagi ia terlihat sekali ingin mendominasi disana, membuat tekadku semakin bulat untuk pergi jauh2 dari tempat itu.

Aku berkonsultasi ke manager 2 (Pak Desta). Telah ku curahkan segala unek2 yg ada dan ku katakan ingin mundur, tetapi beliau  memberiku motivasi agar aku tetap semangat dan ia bersedia menjadi mentorku apabila aku tetap bertahan. Ia tak memaksaku, ia memberiku kebebasan untuk tetap bergabung atau mundur. Aku mulai semangat lagi dan bertekad maju kembali.

Esok hari aku memulai kembali hari indahku yg serasa tanpa beban karena telah kutumpahkan keresahan yg ada kemarin. Sayang sekali, hari itu Pak Desta yg berjanji akan menjadi mentorku bertukar shift dengan Munaroh. Ia berbaik hati pada Munaroh agar menggantikannya masuk shift malam.

Munaroh sungguh bukan teman baru yg ku inginkan kehadirannya, karena dia tlah merebut posisiku, dan merebut perhatian para atasanku. Aku hanya menyayangi teman lamaku Dewi yg telah menyerah lebih dulu dari aku.
Ditambah lagi hari itu lagi2 Jono membuatku kesal, lagi2 menjatuhkan aku depan teman2  kru. Selalu saja ada perdebatan dengan dia. Tetapi selalu ku lawan. Toh dia tidak jauh lebih pintar dariku, tak lebih hebat, ataupun cekatan dariku. Manager lain yg lebih tinggi jabatannya saja tidak sebegitunya.

Perlawananku kali ini adalah perlawanan terakhir. Aku tak ingin lagi berada seperti telur diujung tanduk yg tak jelas nasibnya. Entah akan ada yg menopang setelah jatuh, atau dibiarkan jatuh dan pecah seperti nasib Dewi.

Jam kerja tlah selesai. Setelah pulang, ku putuskan untuk tak kembali lagi. Esok harinya alarm yg  biasa di setting, berbunyi. Waktu menunjukkan pukul setengah enam pagi. Rasanya tekadku tlah benar2 bulat untuk tidak kembali. Ku abaikan saja bunyi itu dan kembali mengangkat selimut untuk melanjutkan tidurku yg selalu tak terpuaskan kemarin2.

Singkat cerita.
Tibalah akhir masa kerjaku dan ku putuskan untuk keluar dari kost agar tiada beban biaya yg harus ditanggung selama menganggur. Tak mengapa karena itulah jalan yg tlah kupilih. Aku berharap aku mendapatkan pekerjaan lain yg lebih baik dan sesuai passion.

Beberapa hari usai resign kerja, aku membawa keluarga ku untuk berpamitan dgn ibu kost. Kubereskan semua benda2 yg ada di kamar kost ku. Ibuku pun turut membantu packing, sementara itu ayahku menunggu di warung samping kostan. Alhamdulillah hari itu berjalan lancar begitupun dengan cintaku dgn Rangga.

Kebetulan Rangga juga mengaku bahwa ia sedang  sibuk mengurus pindahan rumah. Hingga tak sempat apel dan mengajakku jalan. Minggu  berganti minggu, Rangga masih saja sibuk dengan pindahannya. Aku sebagai pacar tentunya merasa kesal. Karena sekarang waktuku sudah banyak dan bulan itu pun calendar sedang banyak tanggal merah. Seharusnya kita bisa bertemu. Aku tak menuntut untuk harus pergi  jalan2 jauh. Jika dia pintar harusnya dia menjemputku kerumahnya untuk membantu beres2.

Sulitkah itu? Aku tlah merelakan waktunya untuk kita sama2 menyelesaikan masalah kita sendiri2. Bukannya aku ini pacar yg egois, jahat, dan tak peduli, tetapi dia sendiri yg mengajariku seperti itu.

Kalau setiap tugas ataupun masalahku harus ku handle sendiri lalu untuk apa ada pacar?
Kalau selalu dilarang untuk menceritakan keluhan atas lelahnya hati ini, lalu untuk apa ada pacar? Bukankah pacar adalah tempat berbagi baik suka maupun duka? Kalau dia ingin di bantu, di pedulikan, dan dimengerti, lalu mana keadilan untukku???
Mana genggamannya saat aku juga butuh dia.
Kalau dia punya ego, mengapa aku tidak?
Aku juga sibuk untuk mencari kerja, hadir interview tanpa bermanja2.

Seperti magnet, kutub yg sama tak akan menyatu, saling mempertahankan arah masing2. Begitupun dengan dilema karir dan kisah cintaku yg terlanjur karam.

Kubiarkan kisah cintaku gantung ber minggu2 hingga kita sama2 lelah, sama2 tak peduli mau dibawa kemana hubungan kita. Ku hilangkan egoku untuk membuat segalanya kembali indah. Telah ku kirim sebuah pesan melalui whatsapp.
"Selamat malam. Maaf kalau mengganggu, aku cuma mau tanya kita ini apa? Thx".

balasannya:
"kamu pacar aku yg lg males sama aku kan!"

pembahasan merambat panjang hingga ia bilang orangtuanya jadi tak setuju lagi dengan hubungan kita. Sontak aku kaget kenapa bisa begitu. Apa ia tak berusaha mengangkat citraku depan orangtuanya. Apa mungkin ia banyak mengeluhkan hubungan dia denganku saat kita tak bertemu. Entahlah.. yg pasti semua tlah diakhiri dgn kesepakatan bersama. Saling menasehati dan blaaarr tiada kabar lagi.

Itu mungkin pelajaran untukku agar aku bisa mandiri, menghargai orang, patuh, mampu menjadi lilin di api.
Tak mengapa kini ku buka lembaran baru. Insya Allah, Allah mendengar doa hambanya. Mengenai karir dan jodoh ia-Lah yg mengatur. Semua adalah kuasaNya. :)

Jumat, 16 Agustus 2013

You are beautifull

Haii ladies...
Disini gue mau berbagi sedikit hasrat keinginan kemauan (sama aja sih sebenernya) sekaligus pemberontakan dalam fikiran gue tentang impian punya muka kaya barbie atau K-pop.
  "wahai cermin ajaib, tunjukkanlah siapa wanita paling cantik!"
Lalu cermin ajaib berkata " wahai tuanku, kini wanita cantik sangat banyak. Yang pasti mereka yang cantik itu berkulit putih, berwajah halus dan kinclong".
*Nimpukin batu sebanyak-banyaknya ke cermin playboy itu*
What??? Zaman semakin parah. Rata2 cewek sekarang pada lari ke dokter kulit buat perawatan muka biar putih mulus dan kinclong. Hal tersebut tidak hanya dilakukan oleh ibu2 atau remaja dewasa seperti gue ini (alias mbak2)  melainkan anak smp juga udah mulai ngabisin duit jajan yg dikasih bonyoknya cuma buat ke dokter kulit biar mukanya bening kaya girl band korea yg lagi booming di tahun2 ini. Terus kalo udah cantik, jadi PD kemana2, poto2 di upload, PD punya gebetan banyak, ditaksir kakak kelas, dll.
Huaaa gawatt sekarang indonesia udah kaya korea, semua cewek (maupun cowok) berlomba menjadi secantik dan semenarik mungkin dengan rajin perawatan. Gue sendiri pun masih ngerasa awam denger bahasa2 perawatan kayak (peeling, bb cream, serum, dll). Maklum karna gue belum pernah nyalon muka apalagi lari ke dokter kulit buat beli jajanan buat muka.
Kalo Indonesia udah begini, buat yang mukanya  agak pas2an dan bodynya kurang kaya gitar spanyol (yah minimal gitar indonesia deh) jadi makin susah cari jodoh. Mungkin mesti nyanyi dulu kaya grup band Wali - Cari jodoh.
Hmm.. kalo buat gue pribadi, gue sih lebih nyaman make up daripada perawatan. Yaiyalah..secara perawatan ke dokter itu nggak murah gitu loohhh  dan mesti rutin. Jadi, kalo makenya "belang bentong" alias nggak rutin/berenti pake krim dokternya ntar balik lagi kaya semula yg mukanya item ya balik lagi jadi item, yg jerawatan balik jerawatan lagi, yg keriput juga keriput lagi. Malah denger2 dan dari observasi akibat ke kepo an gue di oom google katanya "kalo berenti pake krim wajah dari dokter malah jadi lebih parah dari waktu sebelum pake krim itu." Nah loooo... gawat kan kalo gitu..
Itu dia yg jadi pertimbangan gue buat bikin muka jadi cantik. Makanya usaha gue buat jadi cantik ya  standar2 aja,  yah pake foundation dan bedak padat buat bikin muka jadi  rapih (ahahaha biar beningan dikit maksudnya). Emang sih pake bedak tuh keliatan kurang natural, dan sedikit merepotkan. Kenapa merepotkan? Yapp karena kalo mukanya mau keliatan rapih terus jadi sering touch up deh, terus kalo touch up nya di depan temen, keluarga, pacar, mantan, gebetan ataupun selingkuhan (*ooppss jangan ditiru ya ladies  :P) kita jadi dibilang cewek dandan, tukang dandan, miss  rempong, dll. Padahal make up buat menunjang panampilan biar sedikit enak dilihat gitu loh :P
Pastinya ada pro dan kontra dari postingan gue ini. Tapi yah cantik itu kan relatif dan bukan cantik itu sebenernya bukan "putih mulus" aja kaya di iklan. Cuma yah iklan2 itulah yg ngerubah mindset orang kalau kategori cantik itu "putih mulus".
Mungkin yg dibilang "cantik dilihat dari hati" itu kurang bisa diukur kadarnya karena nggak bisa dilihat lanhsung. Jadi mungkin maksudnya adalah "Cantik itu bisa dilihat dari inner beauty" kok..
So, ladies... tunjukkan pilihanmu! (Loh kok malah jadi kaya acara take me out sih hahaha). Maksud gue lo bebas menentukan pilihanlo gimana untuk mengemas diri lo supaya terlihat menarik supaya disenangi banyak orang. Kalian bisa perawatan ke dokter, make up, pake barang2 branded biar orang fokus nya nggak  ke muka, mau pake baju seksi, nggak neko2 tapi cukup keluarin inner beauty diri kalian  ya monggo...
Hidup itu pilihan. Kalian  mau jadi apa dan kayak gimana itu hak asasi kalian. Yg pasti buatlah hidup berwarna, coz life's never flat (aissshhhh chitato banget yak slogannya) wkwkwk

Selasa, 02 Juli 2013

Minggu, 21 April 2013